Relawan Projo Tak Mau Ikut Campur Terkait Hal Perombakan Kabinet Atau Reshuffle
Jakarta - Sekjen DPP Relawan Pro Jokowi (Projo) Handoko tak mau mengurusi soal perombakan kabinet atau reshuffle. Dia menegaskan, urusan reshuffle adalah sepenuhnya hak prerogatif Presiden. Handoko menanggapi informasi dari Ketua Umum relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer meyakini Presiden Jokowi bakal segera melakukan perombakan kabinet atau reshuffle.
"Reshuffle itu yang jelas kan hak prerogatif Presiden ya, kedua Presiden
pasti juga punya hitungan yang matang soal reshuffle besar-besaran atau
reshuffle minor gitu ya," katanya saat dihubungi, Selasa (7/9).
Sebelumnya, Joman meyakini Jokowi akan melakukan reshuffle dalam waktu
dekat ini. Dua di antara menteri yang bakal diganti yakni Menseneg
Pratikno dan Menteri Perdagangan M Lutfhi. Menurut Handoko, hanya kepala
negara yang mengetahui pertimbangan dan kapan waktu tepat untuk
merombak kabinetnya.
Projo tak mau ikut campur apakah Jokowi merombak
kabinetnya secara besar-besaran atau kecil. "Ya itu prerogatif Presiden kemudian kita lebih fokus kepada persoalan
pertama yang dihadapi bangsa ini soal pandemi, kita kan lagi ngejar
vaksinasi supaya sehari bisa mencapai 2 juta orang pervaksinasi bagi
Projo itu lebih penting,"ujarnya.
"Maksud saya kalau soal reshuffle itu sudah kita serahkan sama Presiden sajalah, kita tunggu sajalah," tambah dia. Handoko juga ditanya apakah Projo dilibatkan ketika Jokowi ingin
melakukan reshuffle. Dia menjawab bahwa lumrah jika Presiden menjaring
masukkan dari banyak pihak. Tetapi, di ujungnya keputusan ada di tangan
Presiden.
"Jadi kita serahkan saja karena cuma pada Presiden, akhirnya terjadi
reshuffle besar besaran atau tidak, atau tidak terjadi reshuffle sama
sekali ya itu ada di tangan Presiden, bukan wilayah kita untuk bermain
lebih jauh,"jelasnya.
Projo percaya penuh bahwa Presiden Jokowi memiliki perhitungan dan
pertimbangan matang siapa orang yang pantas masuk kabinet. Presiden
sudah pasti banyak mengkalkulasi kapan reshuffle bakal dilakukan. Lebih lanjut, Handoko enggan menilai siapa menteri yang kinerjanya
buruk. Dia memahami bahwa situasi sekarang sedang sulit dan perlu kerja
ekstra keras.
"No komen kalau siapa kalau menilai, tetapi situasi kita ini kan situasi
yang remarkable, situasi tidak biasa, kadang kita mau ngomong misalnya,
siapapun yang jadi menteri ekonomi misalnya ya pasti berat, siapapun
yang jadi menkes pasti sangat berat.
jadi situasi sekarang saya pikir
justru tidak tepat kalau Projo kemudian memberi penilaian si A begini,
si B begini karena situasinya memang tidak regular,"tuturnya. Menurutnya, siapapun yang ada di dalam pemerintahan hari ini mengalami
tekanan-tekanan cukup berat. Tetapi Projo terus berharap dan berupaya
agar Presiden Jokowi maupun kabinet betul-betul menghasilkan hasil yang
baik.
"Tidak biasa saja karena situasinya luar biasa, saya harapan semua menteri punya kinerja yang luar biasa,"pungkasnya.
Diberitakan, Ketua Umum relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer
meyakini Presiden Jokowi bakal segera melakukan perombakan kabinet atau
reshuffle. Dia pun menyinggung menteri Jokowi sebagai 'brutus'. Tidak
loyal kepada presiden.
"Kalau kabinet yang tidak dedicated kita sudah tahu dari awal, kan
mereka pada 'brutus'. Mereka memang oriented-nya pertama nyari duit,
ngegarong di pemerintahan Jokowi, Jokowi sudah tahu itu," katanya kepada wartawan pekan lalu.
Menurut dia, Jokowi akan melakukan reshuffle pada Oktober atau September
mendatang. Salah satunya untuk mengakomodir dukungan PAN di dalam
kabinet. "Kalau enggak September ini atau Oktober ini kan ada reshuffle besar-besaran,"katanya.
Ada dua menteri yang disebutkan Noel yang pasti terkena reshuffle.
Sebab, menurutnya dua menteri ini kerap sekali melakukan tindakan yang
salah dan merugikan pemerintahan Jokowi. Satu di antaranya Mensesneg
Pratikno dan Menteri Perdagangan M Luthfi.
"Salah satu yang di reshuffle yang ketara bangetlah itu pasti Pratikno
itu, mulai enggak dilibatkan dalam proses politik sekarang ini. Karena
sudah berkali-kali blunder. Pratikno yang pertama kali direshuffle,
entah kedua Lutfhi (Menteri Perdagangan), lah ketiga siapa yang jelas
ini yang besar-besaran nih reshuffle-nya,"jelasnya.
Jokowi, menurut Noel, harus berani dalam bersikap dan bertindak. Sebab
jika ini akan merusak kinerja pemerintahan Jokowi yang terakhir.
"Karena kalau tidak reshuffle kabinet, Menteri-menteri yang orientasi
ngerampok, garong ini akan merusak kinerja pemerintahan Jokowi yang
terakhir. Jadi ini bahaya. Karena kita enggak mau pemerintahan terakhir
ini dirusak oleh para Brutus-Brutus, garong-garong di lingkarannya,"pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar